Selasa, 20 September 2011

Idealisme Dokter Melawan Kanker

Organisasi Kesehatan Dunia memprediksi akan ada 21 juta kasus kanker baru pada 2030. Indonesia yang pengetahuan dan distribusi tenaga kesehatan terbatas akan terdampak cukup besar.
Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) dr Dradjat Ryanto Suardi, SpB(K) Onk dalam kegiatan cancer night, Minggu (18/9), menggambarkan, kondisi itu menyebabkan kanker merajalela.
Jumlah warga usia produktif (25-40 tahun) di Indonesia yang berjumlah 30 persen dari total penduduk 243 juta rentan digerogoti kanker. Kehidupan keluarga terancam jika tulang punggung keluarga sakit.
Kondisi itu bisa dihindari jika kanker terdeteksi sejak dini. Data POI menunjukkan, Indonesia hanya memiliki 932 tenaga ahli bidang kanker, seperti dokter ahli onkologi, ahli bedah onkologi, ahli patologi, dan disiplin ilmu kedokteran lain. ”Sebagian besar terkonsentrasi di Jawa. Daerah seperti Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua sangat kekurangan. Sering pasien dibawa kepada kami dalam kondisi parah,” kata Ketua Panitia Cancer Night Dr dr Aru Sudoyo, SpPD-KHOM.



Terkait kondisi itu, POI Indonesia berupaya meningkatkan jumlah tenaga medis, baik dokter maupun perawat, untuk menangani kanker. ”Namun, kami terbentur dana,” kata Aru.
POI melakukan pelatihan kepada tenaga medis dan awam untuk mengenali penyakit kanker sejak dini. Selain itu juga melakukan penelitian mendalam mengenai kanker.
Lewat cancer night, POI berusaha menggerakkan hati para donatur dan tamu undangan untuk berpartisipasi memberikan dukungan dana. Dalam acara itu para dokter pun bermain musik.
Mereka adalah dr Ameliana Soetanto, dr Marsen Isbayuputra (biola), dr Yusuf Aulia Rahman (biola alto), dr Safira Malik Suryometaram (cello), dan dr Marcel Prasetyo (piano). Mereka menyuguhkan lagu-lagu dari sejumlah negara. Kemudian ada duet dr Sonar Soni Panigoro (gitar) dan dr Sawitri Darmiati (piano) memainkan karya Joaquin Rodrigo.
Tampil pula para pemain musik profesional, Ary Sutedja (piano) dan Asep Hidayat (cello), menampilkan musik klasik serta happening art dari Mikhail David.
Alunan musik seakan seirama dengan kanker yang menjadi momok bagi negeri ini. Akankah kolaborasi dokter, seniman, dan para dermawan itu bisa menahan perkembangan kasus kanker di Indonesia? (ICH)


Sumber: kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar